Bangsa Yang besar adalah bangsa yang melestarikan Kebudayaan.
IV. Kerajaan Sianjurmulamula
Sebagaimana telah disampaikan diatas,bahwa sebelum Sorimangaraja Batak II mati terbunuh, dia sempat mengalihkan kekuasaannya kepadaRaja Malim Mutiaraja.
Setelah Kerajaan Batak Barus jatuh ketangan musuhnya, didalam situasi yang serba semraut, Mutiaraja memerintahkan si Raja Batak keponakannya/berenya itu ( berumur 19 tahun) agar melarikan diri kesuatu tempat yang ditunjukkannya dan merahasiakan bahwa dia adalah keturunan raja dari Barus ; dengan membawa seruas bambu yang berisikan dua gulungan surat (dokumen), terdiri dari;
Pustaka Tombaga Holing yang berisikan ilmu kemiliteran,
Pustaka Surat Agong yang berisikan ilmu Tata Negara.
Dikemudian hari, para pencerita membuat pesan itu menjadi cerita mitos, maka muncullah mitologi si Raja Batak turun dari langit didalam seruas bambu.
Madekdek sian langit, mapultak sian buluSelanjutnya, berangkatlah si Raja Batak menuju tempat yang dimaksudkan oleh Mutiaraja pamannya itu; susah payahnya diperjalanan naik gunung turun lembah.
Di suatu hari, dalam kondisi capek kelelahan, istirahatlah dia disuatu tempat, lalu duduk diatas sebongkah batu datar/batu ceper yang dinamakannya batu peristirahatan (Batu Pangulonan) akan tetapi dikemudian hari, dinamakanlah Batu Hobol, ada juga yang menyebut Batu Hobon. Setelah tenaganya pulih kembali, dilanjutkanlah perjalanan; ketika letih dan kehausan; tak disangka ditemukannya sebuah umbul air, lalu minumlah dia melepas dahaga, maka dinamakannyalah umbul air itu Aek sipaulak hosa loja yang berarti: umbul air pemulih tenaga.
Sampailah ia ditempat yang dituju, yaitu sebuah Gua batu yang dipesankan oleh pamannya Mutiaraja (Raja Malim/ Raja Uti I); dan dinamakannyalah gua itu Liang Raja Uti. (Liang = Gua).
(Batu pangulonan, Aek sipaulak hosa loja, Gua Raja Uti, maupun Pusuk Buhit, terletak di daerah Kabupaten Samosir sekarang).
Konon menurut berita, selang beberapa waktu setelah jatuhnya Barus, Mutiaraja gelar Raja Malim/Raja Uti I, diam-diam dalam rahasia, dia bersama puterinya, datang dari Barus ke Toba mencari si Raja Batak keponakanya itu; mereka berjumpa dan bermalam di Gua batu/Liang Raja Uti selama dua malam. Dalam pertemuannya itu, Mutiaraja gelar Raja Malim/Raja Uti I, mengamanahkan kepada Si Raja Batak untuk mempersiapkan berdirinya kembali kerajaan Batak.
Bendera Kerajaan Batak
(Dinasti Raja raja Batak Barus, Raja Malim/Raja Uti I s/d VII)
Keterangan :
Hitam = Lambang kerahasiaan / Hahomion.
Putih = Lambang Kesucian / Habadiaon.
Merah = Lambang kekuatan / Hagogoon
Bintang kuning = Lambang Kekuasaan tertinggi.
Disclaimer:
Pemilik blog meminta maaf sebelumnya kepada para penulis. Bukan untuk kepentingan pribadi pemilik blog mengulas kembali, melainkan untuk kepentingan generasi berikutnya. We Love BATAK.
Bangsa Yang besar adalah bangsa yang melestarikan Kebudayaan.
Setelah Kerajaan Batak Barus jatuh ketangan musuhnya, didalam situasi yang serba semraut, Mutiaraja memerintahkan si Raja Batak keponakannya/berenya itu ( berumur 19 tahun) agar melarikan diri kesuatu tempat yang ditunjukkannya dan merahasiakan bahwa dia adalah keturunan raja dari Barus ; dengan membawa seruas bambu yang berisikan dua gulungan surat (dokumen), terdiri dari;
Pustaka Surat Agong yang berisikan ilmu Tata Negara.
Dikemudian hari, para pencerita membuat pesan itu menjadi cerita mitos, maka muncullah mitologi si Raja Batak turun dari langit didalam seruas bambu.
Madekdek sian langit, mapultak sian buluSelanjutnya, berangkatlah si Raja Batak menuju tempat yang dimaksudkan oleh Mutiaraja pamannya itu; susah payahnya diperjalanan naik gunung turun lembah.
Di suatu hari, dalam kondisi capek kelelahan, istirahatlah dia disuatu tempat, lalu duduk diatas sebongkah batu datar/batu ceper yang dinamakannya batu peristirahatan (Batu Pangulonan) akan tetapi dikemudian hari, dinamakanlah Batu Hobol, ada juga yang menyebut Batu Hobon. Setelah tenaganya pulih kembali, dilanjutkanlah perjalanan; ketika letih dan kehausan; tak disangka ditemukannya sebuah umbul air, lalu minumlah dia melepas dahaga, maka dinamakannyalah umbul air itu Aek sipaulak hosa loja yang berarti: umbul air pemulih tenaga.
Sampailah ia ditempat yang dituju, yaitu sebuah Gua batu yang dipesankan oleh pamannya Mutiaraja (Raja Malim/ Raja Uti I); dan dinamakannyalah gua itu Liang Raja Uti. (Liang = Gua).
Konon menurut berita, selang beberapa waktu setelah jatuhnya Barus, Mutiaraja gelar Raja Malim/Raja Uti I, diam-diam dalam rahasia, dia bersama puterinya, datang dari Barus ke Toba mencari si Raja Batak keponakanya itu; mereka berjumpa dan bermalam di Gua batu/Liang Raja Uti selama dua malam. Dalam pertemuannya itu, Mutiaraja gelar Raja Malim/Raja Uti I, mengamanahkan kepada Si Raja Batak untuk mempersiapkan berdirinya kembali kerajaan Batak.
Bendera Kerajaan Batak
(Dinasti Raja raja Batak Barus, Raja Malim/Raja Uti I s/d VII)
Keterangan :
Hitam = Lambang kerahasiaan / Hahomion.
Putih = Lambang Kesucian / Habadiaon.
Merah = Lambang kekuatan / Hagogoon
Bintang kuning = Lambang Kekuasaan tertinggi.
No comments:
Post a Comment